Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 23 Oktober 2011

Cerpen Romantis Remaja (The Miracle of Love)



Nyanyian Penyembuh Luka
Sudah hampir dua jam Yuda mondar-mandir mengelilingi kamarnya, cowok ini terlihat sangat gelisah . Berulang kali dia melirik Samsungnya yang ada ditempat tidurnya, tapi tak ada satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu.
“Kamu kemana, sih? Kok sms ku nggak di balas-balas” gerutu Yuda sambil memencet nomer telepon dengan cepat.
Sebelum Yuda sempat menelpon, sebuah SMS masuk dan di layar ponsel itu tertulis Beibh. Secepat kilat dia membuka SMS itu lalu membacanya dengan tidak sabar. Ternyata orang yang selama ini dia baru pulang dari rumah neneknya yang ada di Pontianak . Setelah membalas SMS itu, Yuda memejamkan matanya untuk tidur, karena malam sudah sangat larut.
Keesokan harinya...
Seperti biasa, Yuda selalu mengirimkan SMS sebagai ucapan selamat pagi kepada sang pacar sebelum ia berangkat ke sekolah. Namun, hatinya kembali tak tenang ketika sang kekasih belum juga membalas SMS-nya hingga sore hari. Berkali-kali dia mengirimkan SMS, hingga akhirnya balasan yang ditunggu datang “Beibh dah makan kok Bebh.. Bebh gi apa nie ?? dah Mkn Lom ??”.
Yuda langsung membalas SMS itu secepat kilat, tapi setelah beberapa kali SMS-an, dia merasa ganjil dengan SMS dari sang pujaan hatinya itu. Hingga akhirnya dia tahu kalau ternyata yang membalas SMS itu bukanlah Nichta pacarnya, tapi temannya. Hal itu membuat Yuda sangat marah dan berhenti meng-SMS. Dalam hatinya ia berharap Nichta meminta maaf dan menghubungi dirinya.
Niat Yuda pun kandas karena pertengkaran itu malah berlanjut hingga malam hari. Meskipun Nichta telah meminta maaf, tapi Yuda masih marah dan malam itu berakhir dengan tidak adanya Sms dari kedua orang tersebut.
Pertengkaran kedua pasangan itu berakhir dengan kata putus yang dikirimkan lewat SMS oleh Yuda. Hal itu membuat Nichta yang sejak awal sudah sedih akhirnya menangis di depan Sahabatnya, Winda. Dia menyangka bahwa Yuda akan berbuat seperti itu. Namun, setelah mendengar alasan Yuda yang sudah merasa tidak nyaman lagi dengan dia dan akhirnya Nichta menerima keputusan itu dengan hati yang hancur.
Pada malam harinya, Nichata yang masih stres dengan kenyataan yang menyakitkan itu menggurung dirinya dalam kamar dan tidak mau keluar makan sehingga ia  mendadak jatuh sakit. Tubuhnya menjadi kurus dan demam disertai menggigil. Tapi yang masih Nichta harapkan adalah Yuda menelponnya dan membatalkan keputusannya dan balikan lagi.
* * *
Sudah hampir 4 hari  Nichta sakit, hingga akhirnya ia  di larikan ke rumah sakit karena kondisinya semakin parah. Walau sudah dirawat di rumah sakit selam 3hari , kondisi Nichta belum juga membaik. Maag yang selama ini di deritanya ternyata bertambah  sangat parah hingga menimbulkan pendarahan. Dokter pun mengatakan kalau salah satu faktor yang menyebabkan penyakit Nichta semakin parah adalah beban pikiran yang dialaminya dan kurangnya asupan makanan karena ia jarang makan hingga membuat kondisi tubuhnya menurun . Winda, sahabat Nichta yang paling mengerti keadaan Nichta hanya bisa menatap iba karena tubuh sahabatnya itu sekarang terkulai lemah tak berdaya diatas tempat tidur. Wajahnya pucat dan tubuhnya semakin kurus dan matanya sembam karena sering menangis ketika ia ingat masa-masa berpacaran dengan Yuda. Winda sangat mengerti  perasaan Nichta yang merasa sangat kehilangan Yuda kekasihnya. Kadang samar-samar dia mendengar Nichta menyebut nama Yuda dalam tidurnya, dan hal itu membuat Winda menangis, tak sanggup melihat penderitaan yang dialami oleh Nichta.
“Ta, gmn keadaan kamu sekarang?” tanya Winda ketika melihat sang sahabat baru saja bangun tidur lelapnya..
“Alhamdulillah udah agak enakan, jangan cemas gitu donk Wind” jawab Nichta, wajahnya terlihat pucat.
“Kamu masih mikirin Yuda, ya?”
“Maksudmu, Wind?”
“Dari kemarin aku dengar kamu memanggil nama Yuda berkali-kali saat kamu lagi tidur. Kamu masih mikirin dia lagi?” tanya Winda cemas.  “Iya, aku kangen banget sama dia. Dia ada nelpon atau SMS aku ngak, Wind?” jawab Nichta.
“Setahu aku, sih, belum ada SMS ataupun telepon dari dia. Kenapa?”
“nggak apa-apa kok, aku cuman pingin tau dia masih peduli ngak sama aku” jawab Nichta dengan wajahnya terlihat sedih di campur pucat.
“Apa perlu aku telpon dia buat kamu?”
“Enggak usah, aku nggak mau dikasihani sama dia.”Winda hanya bisa diam mendengar jawaban dari sahabatnya itu.
 Rasa kagum dan sedih bercampur di hatinya. Kagum karena ketegaran sang sahabatnya itu, tapi sedih karena  melihat penderitaan yang harus dialami Nichta. Winda tahu di saat sakit seperti , pasti Nichta ingin Yuda ada bersamanya, dan nggak meninggalkannya dengan kondisi yang seperti ini. Hampir dua minggu Nichta di rawat di rumah sakit, dan selama itu juga Winda selalu memperhatikan perkembangan kesehatan sahabatnya itu. Setiap kali Nichta merasa sakit di tubuhnya ataupun tubuhnya demam, Nichta selalu mendengarkan sebuah lagu yang sengaja dinyanyikan dan direkam oleh Yuda, mantan kekasihnya. Dan seperti mukjizat, keadaan Nichta perlahan membaik setelah mendengar lagu itu.
Akhirnya Winda mengerti kerinduan Nichta pada Yuda sangatlah besar hingga menyiksa seluruh anggota  tubuhnya bukan hanya hatinya. Hingga suatu hari, tanpa sepengetahuan Nichta, Winda menelpon Yuda yang sedang di kostnya. Dia menceritakan keadaan Nichta pada Cowok itu, dan dia juga meminta Yuda untuk datang menemui Nichta. Tapi, Yuda masih belum juga mau menemui Nichta.
“Aku mohon sama kamu, Yud, Nichta butuh kamu. Tolong datanglah ke RS. DKT dan temuilah Nichta walau hanya sekejap” ucap Widna memelas.
“Aku Enggak bisa nemuin dia, lagipula kedatanganku malah bisa membuatnya semakin sakit” jawab Yuda.
“Satu kali saja, tolong temui dia.”ucap Winda.
“Enggak mungkin, Aku takut Nichta marah sama aku karena ia itu belum memaafkan kesalahanku.” Jawab Yuda.
“Kamu harus datang,Yud. Mungkin dengan bertemu denganmu dia bisa sembuh. Atau kamu akan menyesal” paksa Winda.
“Apa maksud kamu? Memang penyakitnya itu parah?”
“Datang dan lihatlah sendiri keadaan Nichta sekarang.  Sebelum kamu menyesal untuk selamanya” ucap Winda sebelum mengakhiri teleponnya. Beberapa hari setelah telepon itu, Nichta mengabari Winda kalau dia akan menemui Nichta besok. Winda yang mendapat kabar menggembirakan itu langsung menemui Nichta. Tapi sayangnya Nichta sedang tidur pulas saat itu saat itu. Yang hanya bisa Winda lakukan hanya menunggu, sampai Yuda datang ke rumah sakit besok.
Hari itu akhirnya tiba juga. Yuda, orang yang selama ini di tunggu kedatangannya oleh Nichta dan Winda akhirnya datang. Dia meminta Winda untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Yuda sontak terdiam membisu karena melihat keadaan gadis yang ada di kamar rawat itu. Sosok yang selama ini tidak pernah di jumpainya, kini dilihatnya dengan kondisi yang memprihatinkan. Selang infus terpasang di tangannya, matanya terpejam,wajahnya pucat, tapi di kedua telinganya terpasang headphone yang berfungsi agar Nichta bisa selalu mendengarkan musik yang bisa menenangkan. “Dia hanya sedang tidur. Tunggu saja, sebentar lagi juga dia bangun” ucap Gita yang berdiri di belakang Yuda.
“Sudah berapa lama dia seperti ini?” tanya Yuda,sambil dia mulai berjalan mendekati bangsal tidur Nichta.
“Hampir satu dua minggu dia terbaring di bangsal itu. Sekarang coba kau dengar lagu yang sedang di dengarkan Nichta” ucap Winda sambil melepas satu headphone yang ada di telinga Nichta dan memberikannya pada Yuda. Yuda terkejut ketika mendengar lagu itu, lagu yang pernah ia nyanyikan bersama Nichta. Dia tidak menyangka gadis itu masih menyimpan rekaman lagu itu. Kedua matanya menatap wajah Nichta yang tertidur. “Itulah yang membuat Nichta bertahan selama ini. Itu yang dia lakukan bila sedang merindukanmu. Suaramu yang sangat dia rindu” ucap Winda.
Yuda yang masih merasa terkejut perlahan memegang tangan Nichta, dengan kedua bola matanya tak lepas dari wajah pucat Nichta. Terlihat masih ada kasih sayang yang dalam dari tatapan itu. Tiba-tiba tangan yang di pegang Nichta bergerak, Nichta bangun dari tidurnya. Dan dia terkejut ketika ada seorang Cowok duduk di sampinya sambil memegang tangannya.
“Tenang, Ta. Dia Yuda, orang yang selama ini kamu rindu” ucap Winda.
“Yuda? Kenapa bisa ada disini?” tanya Yuda yang masih terkejut.
“Maaf, ya. Aku yang menelpon dia dan meminta dia untuk datang menjengukmu. Karena aku nggak tega melihat kamu seperti ini terus.”
“Kenapa kamu bisa sampai kayak gini? Kenapa kamu nggak menjaga kesehatanmu?” tanya Yuda yang masih tetap menatap wajah Nichta.
“Itu bukan urusanmu” sahut Nichta sambil melepaskan genggaman Yuda.
“Waktu itu kamu kan udah janji, bisa terima keputusanku untuk mengakhiri hubungan kita, dan berjanji akan baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?”
Nichta hanya diam dan memalingkan wajahnya dari Yuda. Sementara Yuda masih terus berbicara pada Nichta. Winda yang melihat itu langsung meninggalkan mereka berdua dan  berharap keadaan Nichta akan membaik setelah bertemu Yuda. Setelalah cukup lama diam akhitnya Nichta menjawab,
“Kamu tahu kenapa aku bisa jadi kaya gini, ini semua karena aku masih sayang sama kamu tau enggak sih !” seru Nichta
“Tapi, bukannya kamu enggak mau maafin aku waktu itu, makanya aku minta putus, dan sebenarnya aku juga masih sayang sama kamu,mau enggak kita balikan lagi”
“Aku Enggak bermaksut begitu, waktu itu aku emang Cuma lagi emosi, tapi sungguh aku masih sayang sama kamu, aku akan mengabulkan apapun permintaan kamu !” ucap yuda sambil memegang tangan Nichta.
“Aku Cuma pingin kamu nyanyikan satu lagu yang pernah kamu nyanyiin sama aku”
“Baiklah aku akan nyanyiin lagu itu untuk kamu”
***
Setelah kejadiaan tersebut, pertemuan antara Yuda dan Nichta terus berlangsung selama seminggu, seperti ada mukzizat yang dialami Nichta,  selama seminggu itu keadaannya mulai membaik dan  dokter mengatakan Nichta bisa kembali kerumah dan kembali bersekolah lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berarti bagi Mr. ElsCo

About Me

Foto Saya
I'm not to be perfect but i will pratice to make perfect